Posted by : Unknown Senin, 07 April 2014

Tentu kita familiar dengan situasi berikut ini: Membuat foto selfie dengan ponsel, ketika dilihat hasilnya, senyum kurang manis. Kemudian berfoto lagi. Kali ini sudut pengambilan kurang menonjolkan sisi terbaik , maka anda akan mengambil beberapa foto lain  sampai anda mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sering mengalaminya kan?
Terbayangkah melakukan hal tersebut belasan tahun yang lalu, ketika kamera yang umum kita gunakan adalah kamera yang menggunakan film?. Yang hasilnya tidak bisa dilihat secara langsung, dan setiap kali akan menekan tombol shutter pun anda harus menghitung berapa sisa frame yang tersedia. Dengan teknologi kamera sekarang, hal-hal yang dulu menjadi pertimbangansaat memotret, tidak lagi jadi bahan pertimbangan. Itulah kemudahan yang diberikan teknologi bagi kita.
Mari kita tengok sejarah kamera dulu yang umum dipergunakan (terutama jika  Anda tidak mengalami masa-masa “sulit” itu).

A. Jenis-jenis kamera Foto

Pada banyak hal teknologi dalam fotografi dikenal dua jenis dasar kamera yaitu analog dan digital.

1.    KAMERA ANALOG

Bagi yang lahir setelah era 90-an, bisa jadi kamera jenis ini merupakan benda asing. Jangankan menggunakan melihatnyapun mungkin belum pernah tak mengherankan, karena jenis yang pertama ini memang merupakan satu generasi kamera foto yang mulai dikembangkan sejak tahun 1267, disebut analog karena pengoperasiannya menggunakan system mekanik dan menggunakan film/media yang digunakan menggunakan pita seluloid.


Film pita seluloid
Tentunya tipe kamera analog memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah kemampuan film yang memiliki resolusi tinggi, sehingga hasil cetaknya bisa diperbesar sampai batas ukuran tertentu. Sedangkan kelemahannya terletak pada mahalnya biaya operasional, efisiensi waktu dan ketidak praktisan dimasa kini. Sebagian orang menyebut film dengan klise.

Adapun cara kerja kamera analog secara singkat adalah sebagai berikut:
Ketika tombol ditekan maka diafragma akan terbuka seketika. Pantulan cahaya dari benda yang ada di depan kamera masuk lewat celah diafragma itu dan menembus hingga lempengan film yang sangat peka cahaya.
Diafragma menutup secara otomatis dan tiba-tiba. Cahaya yang masuk membakar lempengan film. Cahaya terang akan membuat lapisan film terbakar (gosong) sedang cahaya gelap pada dasarnya tidak membakar lapisan. Kemudian dilakukan proses kimiawi untuk filem yang sudah dicahayai sehingga menghasilkan film negatip atau positip.

2. KAMERA DIGITAL
Saat ini Kamera jenis ini sudah menjadi main stream. Hampir 90% dari kamera yang kita lihat saat ini adalah kamera digital. Kamera tipe ini menggunakan media penyimpanan digital untuk penyimpanan frame biasanya berupa memory card, compact flash, atau bahkan harddisk. Biaya operasional kamera ini paling murah karena hasil foto dapat disimpan dalam media digital yang tidak memakan banyak ruang dan lebih mudah dilihat, dipindah atau digandakan.

CCD pada kamera DSLR
Untuk mendapat menerima gambar, kamera digital menggunakan sensor penerima gambar, terdapat dua tipe penerima gambar yaitu CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) dan CCD(Charge Coupled Device). CCD pada awalnya dipakai oleh kamera Nikon sedangkan CMOS digunakan oleh kamera Canon, namun seiring waktu dengan lebih efisiennya kerja CMOS dan kemampuannya untuk lebih stabil terhadap suhu sensor saat bekerja akhirnya Nikon menggunakan sensor CMOS pada kamera digital di generasi ke3nya (D90,D300,D700,D3,D3x).

Di
dalam sensor kamera digital terdapat elemen penerima cahaya yang terdiri dari titik-titik yang disebut sebagai piksel/PIXEL (picture element), setiap sensor terdiri dari 3 layer dengan masing-masing layer berfungsi untuk menyaring tiap elemen warna. Contoh; layer red akan menyaring dan menyimpan spektrum warna merah, green akan menyaring spektrum warna hijau dan blue akan menyaring spektrum warna biru secara terpisah. kemudian image tersebut akan di compose menjadi sebuah image tunggal yang kemudian muncul di LCD.

Ada beberapa jenis kamera digital yang tersedia saat ini antara lain :

· Digital pocket point and shot

Kamera Digital Pocket
Jenis kamera digital ini merupakan jenis yang paling sederhana. Sesuai namanya kamera ini dapat digunakan amat mudah, tidak ada penyetelan tingkat lanjut yang rumit yang dapat membingungkan pengguna awam. Walaupun saat ini sudah mulai banyak kamera point & shot yang dilengkapi fitur beraneka ragam. Umumnya digunakan oleh pemula ataupun sekedar untuk mengambil foto-foto biasa. tetapi jenis kamera ini masih kurang cukup untuk mendapatkan foto-foto kreatif yang memerlukan teknik tertentu.
Kelebihan : Kompak, Sederhana
Kekurangan : Spesifikasi cenderung rendah

· Digital Prosumer


Jenis yang satu ini satu tingkat lebih tinggi daripada kamera point & shot biasa. Biasanya dilengkapi dengan sensor lebih baik serta spesifikasi lain yang lebih tinggi. Tidak jarang juga kamera jenis ini dilengkapi dengan focal length (zoom) yang cukup tinggi. Memiliki lebih banyak setting yang dapat membantu pengambilan foto kreatif tapi juga masih dilengkapi berbagai macam fitur yang dapat membantu pengguna pemula untuk mendapatkan foto yang lebih baik. Perlu diingat kamera tipe ini menggunakan lensa yang tidak dapat ditukar-pasang (interchangeable) sehingga pengguna dibatasi dengan rentang zoom tertentu.
Kelebihan : Cocok untuk entry fotografer maupun sebagai secondary camera
Kekurangan : Cenderung lebih besar dan berat dibanding kamera point & shot

· DSLR (Digital Single Lens Reflect)

Jenis ini yang biasa digunakan oleh para fotografer dari pemula sampai profesional. Menggunakan lensa yang dapat ditukar ganti (interchangeable lens) sehingga sebuah body DSLR dengan merek yang sama dapat diganti dengan berbagai jenis tipe lensa dengan merek yang sama pula. Tipe ini masih memiliki beberapa jenis lagi berdasarkan jenis sensornya.

# Sensor Crop Factor
Menggunakan sensor yang lebih kecil dari film 35mm, tepatnya adalah 23,7mm x 15,7mm. DSLR dengan sensor kecil memiliki crop factor yang biasanya bernilai 1,5 hingga 1,6 kali yang artinya setiap lensa yang digunakan akan dikalikan nilai tesebut, hal ini akan memberikan keuntungan dalam pemotretan tele karena dengan krop factor sebesar 1,5X maka penggunaan lensa 200mm akan setara dengan lensa 300mm.

# Sensor Full Frame
Menggunakan ukuran sensor yang sama dengan film 35mm yaitu 36mm x 24mm.sehingga memiliki kepadatan piksel yang lebih banyak dibanding sensor yang tidak full frame.

#Medium Format
Memiliki sensor yang lebih besar daripada film 35mm kamera tipe ini biasanya digunakan untuk keperluan khusus yang mewajibkan hasil cetak dalam ukuran yang teramat sangat besar, dengan teknologi saat ini digital back medium format telah mencapai 45 megapixel.
Kelebihan : Interchangeable lens, kualitas foto yang tinggi
Kekurangan : Harga cenderung lebih mahal, Operasional yang cenderung lebih rumit


· Kamera SLD (Single Lens Direct)

Ini merupakan jenis kamera yang terbaru. Menyerupai DSLR dengan interchangeable lens kamera ini memiliki mekanisme yang berbeda dengan DSLR, lebih ringan dan kecil dibandingkan DLSR namun memiliki kualitas foto yang hampir setara dengan DSLR, menempatkan kamera ini sebagai generasi masa depan dari kamera.
Kelebihan : Kualitas DSLR ukuran pocket point & shot
Kekurangan : Harga yang masih cukup tinggi.

B. Anatomi Kamera DSLR
Hampir sama dengan kamera analog SLR, kamera Digital SLR juga memiliki beberapa kesamaan elemennya. Berikut detail anatomi dari kamera digital SLR

1. Badan kamera


Anatomi badan kamera DSLR

1) Lensa
Adalah elemen yang menempel pada badan kamera dan bisa di lepas dan di ganti. Fungsi lensa kamera sama dengan mata pada manusia.

2) Cermin pemantul dengan sudut 45 derajat
Berfungsi memantulkan gambar yang masuk melalui lensa untuk kemudian gambar di kirim ke prisma dan di pantulkan kembali ke view finder sampai akhirnya bisa di lihat oleh mata kita.
Cermin ini akan terangkat jika tombol shutter di tekan, sehingga gambar yang masuk melalui lensa akan langsung terarah pada sensor/film.
Cermin mengirimkan gambar ke prisma





3) Focal plane shutter
Merupakan perangkat yang berbentuk seperti tirai, terbuat dari bahan karbon. Focal plane shutter berkaitan erat dengan nilai kecepatan/speed. Semakin cepat nilai speed, maka akan semakin cepat pula tirai membuka dan menutup. Artinya semakin sedikit juga cahaya yang masuk ke sensor.
Berikut adalah peebandingan beberapa kecepatan terhadap focal plane shutter
Focal Plane Shutter yang berbentuk seperti tirai
Cara kerja Focal plane shutter berkaitan erat dengan kecepatan/shutter speed
Prinsip kerja Shutter/Focal plane shutter adalah menahan sinar yang masuk agar tidak mengenai film sampai kita menekan tombol shutter, ketika tombol ditekan maka tirai shutter akan terbuka selama waktu tertentu yang ditentukan, sehingga film mendapatkan cahaya secukupnya.
Lamanya tirai shutter terbuka inilah yang disebut dengan shutter speed. Kita dapat mengontrol lamanya sebuah tirai terbuka. Jika shutter lebih lama terbuka maka cahaya lebih banyak yang masuk, sedangkan jika shutter lebih cepat tertutup maka cahaya yang masuk lebih sedikit.

 4) Sensor
Sensor pada kamera digital berfungsi untuk menangkap gambar yang masuk. Bentuk fisik dari sensor ini berupa lembaran tipis bernama CMOS atau CCD. Kepadatan pixel sebuah gambar ditentukan dari seberapa baik kualitas sensor. Ukuran sensor berbeda-beda pada tiap kamera. Antara 23,7mm x 15,7mm hingga yang full frame 36mm x 24mm.
Sensor CMOS yang di gunakan beberapa kamera terbaru











Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Pengikut

(c)2014 mang atto. Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Enjoy With Photography -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -